SUMUR.- Manajemen Sobong Terpadu Sumbangsih bersama Komunitas Paniis Lestari (Panles), Komunitas Peduli Lingkungan Sekitar (Kompilasi), Berkah Jangkar Sam (BJS), Komandan Pos TNI Angkatan Laut Sumur, Aktivis Pramuka Banten & Anak Pantai Cipanon dari Desa Tanjungjaya, Kecamatan Panimbang, Sabtu (05/09/2020) menggagas “Gerakan Menanam di Dasar Laut” (Terumbu Karang). Kegiatan tersebut rencananya akan mulai dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2020 bertepatan dengan Peringatan Hari Sumpah Pemuda.
Manajer Sobong Terpadu Sumbangsih, Nurwarta Wiguna menyatakan, gagasan tersebut didasari wujud tanggung jawab serta kepedulian atas kondisi terumbu karang yang berada di beberapa pulau kecil di Kecamatan Sumur (Badul, Oar, Mangir) dan Panimbang (Liwungan) yang rusak, terutama dampak dari bencana Tsunami Selat Sunda, 22 Desember 2018 lalu.
“Atas dasar itu, Manajemen Sobong Terpadu Sumbangsih mengundang sejumlah komunitas di Kecamatan Sumur, seperti Panles, Kompilasi, Danpos TNI AL serta komunitas yang ada di Kampung Cipanon, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Panimbang untuk melakukan gerakan bersama merehabilitasi terumbu karang,” katanya.
Kesimpulan dari hasil diskusi, kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2020 dan bahkan akan dijadikan agenda tahunan. “Selain melestarikan lingkungan bawah laut, diharapkan kegiatan ini nantinya bisa menarik wisatawan juga,” ujar Nurwarta.
Danpos TNI AL Sumur, Agus Budi Santoso mendukung gagasan tersebut dan siap mendukung menyukseskannya. “Kami akan galang dukungan dari berbagai elemen masyarakat dan komunitas lainnya untuk mendukung suksesnya gerakan ini,” tandasnya.
Sementara itu, anggota Komunitas Panles, Doni menuturkan, sejak terjadinya Tsunami Selat Sunda Desember 2018, kondisi terumbu karang, terutama di Pulau Badul sudah rusak.
“Kami sudah melakukan pendataan tingkat kerusakan terumbu karang di Pulau Badul dan pulau-pulau lainnya di wilayah Sumur. Terima kasih kepada Manajemen Sobong Terpadu Sumbangsih yang sudah menginisiasi Gerakan Menanam di Dasar Laut atau Transplantasi Terumbu Karang, selain untuk melestarikan lingkungan bawah laut, juga mendatangkan manfaat lainnya untuk kehidupan masyarakat nelayan dan aktivitas wisata,” paparnya.***