SELAMAT DATANG DI LAMAN GERAKAN REHABILITASI/RESTORASI TERUMBU KARANG (GRTK) SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA BERBASIS PELESTARIAN LINGKUNGAN DAN MATAPENCAHARIAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE LIVELIHOOD)

SELAMAT DATANG DI LAMAN FORUM PELESTARI TERUMBU KARANG (F-PTK) PROVINSI BANTEN

NELAYAN KATAPANG MEMULAI “PENANAMAN” BIBIT/FRAGMEN KARANG DI PULAU BADUL

NELAYAN KATAPANG MEMULAI “PENANAMAN” BIBIT/FRAGMEN KARANG DI PULAU BADUL

PANDEGLANG.- Untuk pertama kalinya, nelayan di Kampung Katapang, Desa Tunggaljaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Bantehn melakukan kegiatan transplantasi terumbu karang di kawasan Pulau Badul, Sabtu (21/05/2022). Dengan dibimbing oleh petugas Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Heri Juanda, sebanyak enam nelayan, Ruyadinata, Ari, Nurjaya, Jana, Madluwi, Saptur siang itu “menanamkan” sebanyak 50 rak jaring laba-laba (webspider) yang berisi sekira 900 bibit/fragmen karang di sekitar Pulau Badul.

“Tahap awal, nelayan melakukan pengikatan bibit/fragmen karang ke rak. Kegiatan ini dilakukan di tepi pantai Pulau Badul. Setelah itu, dengan dibimbing oleh Pak Heri Juanda, satu persatu, rak tersebut ditanam di laut kedalaman  sekira 3-5 meter,” kata Koordinator Forum Pelestari Terumbu Karang (F-PTK) Provinsi Banten, Nurwarta Wiguna.

Dijelaskan, kegiatan transplantasi terumbu karang yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional tersebut merupakan Program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (PTPB) PT. Telkom Indonesia bekerjasama dengan Laz Harfa dan F-PTK Banten. “Program ini sudah dua kali dilaksanakan. Pada tahun 2021 dengan target tanam sebanyak 352 rak jaring laba-laba dengan sasaran di Pulau Badul, Kecamatan Sumur dan Pulau Liwungan, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang. Sedangkan untuk tahun 2022, khusus di Pulau Badul dengan target tanam sebanyak 500 rak jaring laba-laba,” terangnya.

Sementara itu, Heri Juanda (Pegawai Balai TNUK) menyatakan bersyukur bisa terlibat langsung dalam Gerakan Rehabilitasi Terumbu Karang (GRTK) bersama F-PTK Banten. “Para nelayan langsung bisa menerapkan ilmu yang telah diajarkan pada kegiatan pelatihan transplantasi beberapa bulan lalu, mulai dari membuar rak, melapisi pasir, mengikat bibit pada rak sampai menanamkannya di laut pada kedalaman 3-5 meter,” ujarnya.

Ditegaskan Heri, kendala yang dihadapi ketika menjalankan kegiatan ini adalah faktor cuaca dan keterbatasan prasarana-sarana, terutama alat bantu selam. “Mudah-mudahan ke depan, kami bisa menggandeng pihak-pihak lain guna mengatasi kendala yang saat ini dihadapi masyarakat untuk keberlanjutan kegiatan rehabilitasi terumbu karang di Pulau Badul,” tandasnya.

 

Sangat Berkesan

Koordinator Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) Desa Tunggaljaya binaan PMI Kota Cilegon, Ruyadinata menyatakan sangat berkesan dengan kegiatan GRKT yang saat ini mulai dilakukan oleh para nelayan. “Puluhan tahun kami menangkap ikan, baru kali ini, kami mulai membangunkan rumah bagi ikan. Semoga, apa yang kami lakukan ini terus berjalan dengan lancar, dengan dukungan semua pihak, demi menjaga keberlangsungan penghidupan anak cucu kami pada masa-masa yang akan datang,” tutur Ruyadinata yang juga Ketua RT di Kampung Katapang.

Ia juga atas nama masyarakat Katapang khususnya, menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak, terutama PT. Telkom, Laz Harfa, Balai TNUK dan F-PTK Banten atas dukungan untuk pelestarian terumbu karang di Pulau Badul. “Insya Allah, semua yang terlibat akan mendapatkan pahala setimpal dari Allah SWT,” tuturnya.

Ketua Komunitas Perempuan Petualang Indonesia atau Komunitas Srikandi Nusantara, Dinny Masyita yang turut hadir pada kegiatan perdana transplantasi terumbu karang mengaku sangat antusias mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Katapang di Pulau Badul. “Jika masyarakat lokal sudah menyadari betapa pentingnya peran terumbu karang untuk kehidupan dan sudah mau melakukan sendiri kegiatan ini secara berkelanjutan, maka kita tak perlu khawatir lagi akan kehilangan ikan. Tak ada terumbu karang, tak ada rumah untuk ikan, maka kehidupan para nelayanpun akan ikut terhenti jika tidak ada ikan,” tandasnya.

Dinny menyatakan, komunitasnya juga akan turut mendukung kegiatan GRTK terutama fokus memberikan edukasi kepada anak, remaja, khususnya kaum perempuan di lokasi kegiatan. “Insya Allah, kami juga ingin ikut berkontribusi dalam mendukung dan menyukseskan GRTK, khususnya di Pulau Badul,” katanya.***

NELAYAN KATAPANG MEMULAI “PENANAMAN” BIBIT/FRAGMEN KARANG DI PULAU BADUL

PANDEGLANG.- Untuk pertama kalinya, nelayan di Kampung Katapang, Desa Tunggaljaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Bantehn melakukan kegiatan transplantasi terumbu karang di kawasan Pulau Badul, Sabtu (21/05/2022). Dengan dibimbing oleh petugas Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Heri Juanda, sebanyak enam nelayan, Ruyadinata, Ari, Nurjaya, Jana, Madluwi, Saptur siang itu "menanamkan" sebanyak 50 rak jaring laba-laba (webspider) yang berisi sekira 900 bibit/fragmen karang di sekitar Pulau Badul.

"Tahap awal, nelayan melakukan pengikatan bibit/fragmen karang ke rak. Kegiatan ini dilakukan di tepi pantai Pulau Badul. Setelah itu, dengan dibimbing oleh Pak Heri Juanda, satu persatu, rak tersebut ditanam di laut kedalaman  sekira 3-5 meter," kata Koordinator Forum Pelestari Terumbu Karang (F-PTK) Provinsi Banten, Nurwarta Wiguna.

Dijelaskan, kegiatan transplantasi terumbu karang yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional tersebut merupakan Program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (PTPB) PT. Telkom Indonesia bekerjasama dengan Laz Harfa dan F-PTK Banten. "Program ini sudah dua kali dilaksanakan. Pada tahun 2021 dengan target tanam sebanyak 352 rak jaring laba-laba dengan sasaran di Pulau Badul, Kecamatan Sumur dan Pulau Liwungan, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang. Sedangkan untuk tahun 2022, khusus di Pulau Badul dengan target tanam sebanyak 500 rak jaring laba-laba," terangnya.

Sementara itu, Heri Juanda (Pegawai Balai TNUK) menyatakan bersyukur bisa terlibat langsung dalam Gerakan Rehabilitasi Terumbu Karang (GRTK) bersama F-PTK Banten. "Para nelayan langsung bisa menerapkan ilmu yang telah diajarkan pada kegiatan pelatihan transplantasi beberapa bulan lalu, mulai dari membuar rak, melapisi pasir, mengikat bibit pada rak sampai menanamkannya di laut pada kedalaman 3-5 meter," ujarnya.

Ditegaskan Heri, kendala yang dihadapi ketika menjalankan kegiatan ini adalah faktor cuaca dan keterbatasan prasarana-sarana, terutama alat bantu selam. "Mudah-mudahan ke depan, kami bisa menggandeng pihak-pihak lain guna mengatasi kendala yang saat ini dihadapi masyarakat untuk keberlanjutan kegiatan rehabilitasi terumbu karang di Pulau Badul," tandasnya.

 

Sangat Berkesan

Koordinator Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) Desa Tunggaljaya binaan PMI Kota Cilegon, Ruyadinata menyatakan sangat berkesan dengan kegiatan GRKT yang saat ini mulai dilakukan oleh para nelayan. "Puluhan tahun kami menangkap ikan, baru kali ini, kami mulai membangunkan rumah bagi ikan. Semoga, apa yang kami lakukan ini terus berjalan dengan lancar, dengan dukungan semua pihak, demi menjaga keberlangsungan penghidupan anak cucu kami pada masa-masa yang akan datang," tutur Ruyadinata yang juga Ketua RT di Kampung Katapang.

Ia juga atas nama masyarakat Katapang khususnya, menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak, terutama PT. Telkom, Laz Harfa, Balai TNUK dan F-PTK Banten atas dukungan untuk pelestarian terumbu karang di Pulau Badul. "Insya Allah, semua yang terlibat akan mendapatkan pahala setimpal dari Allah SWT," tuturnya.

Ketua Komunitas Perempuan Petualang Indonesia atau Komunitas Srikandi Nusantara, Dinny Masyita yang turut hadir pada kegiatan perdana transplantasi terumbu karang mengaku sangat antusias mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Katapang di Pulau Badul. "Jika masyarakat lokal sudah menyadari betapa pentingnya peran terumbu karang untuk kehidupan dan sudah mau melakukan sendiri kegiatan ini secara berkelanjutan, maka kita tak perlu khawatir lagi akan kehilangan ikan. Tak ada terumbu karang, tak ada rumah untuk ikan, maka kehidupan para nelayanpun akan ikut terhenti jika tidak ada ikan," tandasnya.

Dinny menyatakan, komunitasnya juga akan turut mendukung kegiatan GRTK terutama fokus memberikan edukasi kepada anak, remaja, khususnya kaum perempuan di lokasi kegiatan. "Insya Allah, kami juga ingin ikut berkontribusi dalam mendukung dan menyukseskan GRTK, khususnya di Pulau Badul," katanya.***

PROFIL F-PTK PROVINSI BANTEN

FORUM Pelestari Terumbu Karang (F-PTK) Provinsi Banten didirikan pada 12 September 2020. Kelahiran forum ini setelah adanya gagasan Gerakan Menanam di Dasar Laut dari Manajer Sobong Terpadu Sumbagsih, Nurwarta Wiguna atas keprihatinannya melihat kondisi Pulau Badul yang berlokasi di Kampung Katapang, Desa Tunggaljaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang yang rusak (pepohonan maupun terumbu karangnya) akibat diterjang Tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018.

Atas dasar itu, pada 5 September 2020, Nurwarta Wiguna mengundang komunitas Paniis Lestari (Panles), Berkah Jangkar Sam (BJS), Komunitas Peduli Lingkungan Sekitar (Kompilasi), Pengurus Gerakan Pramuka Kwartir Ranting (Kwarran) Kecamatan Sumur, Perwakilan dari Pramuka Saka Bahari, Sarip, Anak Pantai Cipanon (APC) Panimbang dan Komandan Pos Angkatan Laut (Danpos AL) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Kecamatan Sumur, Agus Budi Santoso.

Dalam pertemuan tersebut disepakati dimulainya Gerakan Menanam di Dasar Laut atau Transplantasi Terumbu Karang di Pulau Badul, Kecamatan Sumur pada tanggal 28 Oktober 2020 bertepatan dengan Peringatan Hari Sumpah Pemuda dan di Pulau Liwungan, Kecamatan Panimbang pada 10 November 2020 bertepatan dengan Peringatan Hari Pahlawan.

Beberapa minggu sebelum dilaksanakan kegiatan, penamaan Penamaan Gerakan Menanam di Dasar Laut kemudian diubah menjadi Gerakan Rehabilitasi Terumbu Karang (GRTK), atas masukan dari Pembina Yayasan Konservasi Selat Sunda (YKSS), Mumu Muamalah yang juga pegawai Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK).

Gagasan menggelar GRTK I & II rupanya mendapat dukungan dari sejumlah komunitas yang bergerak di bidang sosial, lingkungan, kebencanaan, pelaku wisata dan institusi lembaga pemerintah di Provinsi Banten. Mereka kemudian bergabung bersama F-PTK Banten. Selanjutnya, F-PTK Banten menggelar GRTK I di Pulau Badul pada 28 Oktober 2020 dan GRTK II di Pulau Liwungan pada 10 November 2020 yang mendapat apresiasi dari sejumlah komunitas, lembaga/institusi baik pemerintah, TNI dan Polri, perusahaan serta stakeholders kebencanaan lainnya. Salah satu perusahaan yang mengapresiasi GRTK F-PTK Banten yakni PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk yang saat itu berencana akan melakukan kerjasama/kemitraan dalam rangka mendukung program F-PTK Banten terkait rehabilitasi Terumbu Karang.

PROGRAM & KEGIATAN

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.