SELAMAT DATANG DI LAMAN GERAKAN REHABILITASI/RESTORASI TERUMBU KARANG (GRTK) SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA BERBASIS PELESTARIAN LINGKUNGAN DAN MATAPENCAHARIAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE LIVELIHOOD)

SELAMAT DATANG DI LAMAN FORUM PELESTARI TERUMBU KARANG (F-PTK) PROVINSI BANTEN

LOKA PSPL SERANG SOSIALISASIKAN KKHL & GRTK

LOKA PSPL SERANG SOSIALISASIKAN KKHL & GRTK

LABUAN.– Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serang bekerjasama dengan Forum Pelestari Terumbu Karang (F-PTK) Banten menggelar Sosialisasi Konvensi Keanekaragaman Hayati Laut (KKHL) dan Gerakan Rehabilitasi Terumbu Karang (GRTK), Rabu (25/11).

“Kami sangat apresiasi kegiatan hari ini yang dihadiri lintas komunitas peduli lingkungan yang tergabung dalam F-PTK Banten. Ini menggambarkan adanya komitmen dari masyarakat Banten, khususnya di wilayah Kabupaten Pandeglang dalam mendukung konservasi dan keanekaragaman hayati laut,” ujar Andi selaku Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut .

Ditambahkan Andi, luas areal terumbu karang di Indonesia mencapai 2,5 juta hektar, dengan jumlah luas tertinggi ada di Sulawesi, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara dan Papua. Pemerintah pusat sangat sulit untuk melakukan pengendalian kondisinya, sehingga dibutuhkan peran aktif dari seluruh komponen masyarakat, termasuk juga dukungan dari pemerintah daerah.

Lebih lanjut dijelaskan, kerusakan terumbu karang di Indonesia saat ini cukup besar dikarenakan faktor alam dan manusia. “Namun, tidak perlu khawatir, perairan laut Indonesia dibanding beberapa negara lainnya, termasuk kategori jernih. Hasil riset dari Universitas di Australia bekerjasama dengan WWF Regional, perairan di Indonesia memiliki daya lenting yang sangat tinggi. Artinya, ketahanan terumbu karang di Indonesia mencapai 41 persen, sementara negara lain di bawah 10 persen,” tandasnya.

Hal senada dikatakan Kepala L PSPL Serang, Syarif Iwan Taruna Alkadrie, S.T, M.Si. dikatakan, dengan kegiatan yang digelar bersama F-PTK Banten, diharapkan adanya sinergitas program atau kegiatan dari LPSPL pada tahun-tahun yang akan datang.

“Upaya pelestarian terumbu karang ini perlu terus di tingkatkan, apalagi terumbu karang sangat berperan penting dalam kelestarian ekosistem pesisir. Mengingat terumbu karang dapat menjadi sistem penyangga kehidupan wilayah pesisir dan laut dengan menjadi tempat memijah dan mencari makanan berbagai biota laut”, tambah Iwan.

Sementara itu, praktisi konservasi laut, Mumu Muamalah dari Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK) menegaskan, penanganan dan pengelolaan pesisir dan laut harus terintegrasi, mulai dari terumbu karang, padang lamun dan mangrove. “Setahu saya, di pesisir dan laut Banten ini belum menemukan adanya keterpaduan pengelolaan pesisir laut yang meliputi tiga hal tersebut. Selain itu, program dan kegiatannya harus berkelanjutan,” ujarnya.

Koordinator F-PTK Banten dalam kesempatan tersebut memaparkan Rencana Strategis Gerakan Rehabilitasi Terumbu Karang (GRTK) Panca warsa I (2021-2025) yang nantinya akan dijadikan pedoman aksi lima tahun ke depan. “Hari ini, draft Renstra GRTK ini kami sosialisasikan kepada anggota forum. Insya Allah, draft ini akan dibahas secara detil bersama dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga forum pada acara musyawarah, pertengahan Desember 2020 mendatang,” tandasnya.***

LOKA PSPL SERANG SOSIALISASIKAN KKHL & GRTK

LABUAN.- Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serang bekerjasama dengan Forum Pelestari Terumbu Karang (F-PTK) Banten menggelar Sosialisasi Konvensi Keanekaragaman Hayati Laut (KKHL) dan Gerakan Rehabilitasi Terumbu Karang (GRTK), Rabu (25/11).

“Kami sangat apresiasi kegiatan hari ini yang dihadiri lintas komunitas peduli lingkungan yang tergabung dalam F-PTK Banten. Ini menggambarkan adanya komitmen dari masyarakat Banten, khususnya di wilayah Kabupaten Pandeglang dalam mendukung konservasi dan keanekaragaman hayati laut,” ujar Andi selaku Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut .

Ditambahkan Andi, luas areal terumbu karang di Indonesia mencapai 2,5 juta hektar, dengan jumlah luas tertinggi ada di Sulawesi, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara dan Papua. Pemerintah pusat sangat sulit untuk melakukan pengendalian kondisinya, sehingga dibutuhkan peran aktif dari seluruh komponen masyarakat, termasuk juga dukungan dari pemerintah daerah.

Lebih lanjut dijelaskan, kerusakan terumbu karang di Indonesia saat ini cukup besar dikarenakan faktor alam dan manusia. “Namun, tidak perlu khawatir, perairan laut Indonesia dibanding beberapa negara lainnya, termasuk kategori jernih. Hasil riset dari Universitas di Australia bekerjasama dengan WWF Regional, perairan di Indonesia memiliki daya lenting yang sangat tinggi. Artinya, ketahanan terumbu karang di Indonesia mencapai 41 persen, sementara negara lain di bawah 10 persen,” tandasnya.

Hal senada dikatakan Kepala L PSPL Serang, Syarif Iwan Taruna Alkadrie, S.T, M.Si. dikatakan, dengan kegiatan yang digelar bersama F-PTK Banten, diharapkan adanya sinergitas program atau kegiatan dari LPSPL pada tahun-tahun yang akan datang.

“Upaya pelestarian terumbu karang ini perlu terus di tingkatkan, apalagi terumbu karang sangat berperan penting dalam kelestarian ekosistem pesisir. Mengingat terumbu karang dapat menjadi sistem penyangga kehidupan wilayah pesisir dan laut dengan menjadi tempat memijah dan mencari makanan berbagai biota laut”, tambah Iwan.

Sementara itu, praktisi konservasi laut, Mumu Muamalah dari Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK) menegaskan, penanganan dan pengelolaan pesisir dan laut harus terintegrasi, mulai dari terumbu karang, padang lamun dan mangrove. “Setahu saya, di pesisir dan laut Banten ini belum menemukan adanya keterpaduan pengelolaan pesisir laut yang meliputi tiga hal tersebut. Selain itu, program dan kegiatannya harus berkelanjutan,” ujarnya.

Koordinator F-PTK Banten dalam kesempatan tersebut memaparkan Rencana Strategis Gerakan Rehabilitasi Terumbu Karang (GRTK) Panca warsa I (2021-2025) yang nantinya akan dijadikan pedoman aksi lima tahun ke depan. “Hari ini, draft Renstra GRTK ini kami sosialisasikan kepada anggota forum. Insya Allah, draft ini akan dibahas secara detil bersama dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga forum pada acara musyawarah, pertengahan Desember 2020 mendatang,” tandasnya.***

PROFIL F-PTK PROVINSI BANTEN

FORUM Pelestari Terumbu Karang (F-PTK) Provinsi Banten didirikan pada 12 September 2020. Kelahiran forum ini setelah adanya gagasan Gerakan Menanam di Dasar Laut dari Manajer Sobong Terpadu Sumbagsih, Nurwarta Wiguna atas keprihatinannya melihat kondisi Pulau Badul yang berlokasi di Kampung Katapang, Desa Tunggaljaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang yang rusak (pepohonan maupun terumbu karangnya) akibat diterjang Tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018.

Atas dasar itu, pada 5 September 2020, Nurwarta Wiguna mengundang komunitas Paniis Lestari (Panles), Berkah Jangkar Sam (BJS), Komunitas Peduli Lingkungan Sekitar (Kompilasi), Pengurus Gerakan Pramuka Kwartir Ranting (Kwarran) Kecamatan Sumur, Perwakilan dari Pramuka Saka Bahari, Sarip, Anak Pantai Cipanon (APC) Panimbang dan Komandan Pos Angkatan Laut (Danpos AL) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Kecamatan Sumur, Agus Budi Santoso.

Dalam pertemuan tersebut disepakati dimulainya Gerakan Menanam di Dasar Laut atau Transplantasi Terumbu Karang di Pulau Badul, Kecamatan Sumur pada tanggal 28 Oktober 2020 bertepatan dengan Peringatan Hari Sumpah Pemuda dan di Pulau Liwungan, Kecamatan Panimbang pada 10 November 2020 bertepatan dengan Peringatan Hari Pahlawan.

Beberapa minggu sebelum dilaksanakan kegiatan, penamaan Penamaan Gerakan Menanam di Dasar Laut kemudian diubah menjadi Gerakan Rehabilitasi Terumbu Karang (GRTK), atas masukan dari Pembina Yayasan Konservasi Selat Sunda (YKSS), Mumu Muamalah yang juga pegawai Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK).

Gagasan menggelar GRTK I & II rupanya mendapat dukungan dari sejumlah komunitas yang bergerak di bidang sosial, lingkungan, kebencanaan, pelaku wisata dan institusi lembaga pemerintah di Provinsi Banten. Mereka kemudian bergabung bersama F-PTK Banten. Selanjutnya, F-PTK Banten menggelar GRTK I di Pulau Badul pada 28 Oktober 2020 dan GRTK II di Pulau Liwungan pada 10 November 2020 yang mendapat apresiasi dari sejumlah komunitas, lembaga/institusi baik pemerintah, TNI dan Polri, perusahaan serta stakeholders kebencanaan lainnya. Salah satu perusahaan yang mengapresiasi GRTK F-PTK Banten yakni PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk yang saat itu berencana akan melakukan kerjasama/kemitraan dalam rangka mendukung program F-PTK Banten terkait rehabilitasi Terumbu Karang.

PROGRAM & KEGIATAN

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.