Dr. Endang (Bappeda Banten) : Aksi Pelestarian Harus Seimbang dengan Pemanfaatan

Dr. Endang (Bappeda Banten) : Aksi Pelestarian Harus Seimbang dengan Pemanfaatan

KAB. SERANG.- Ketua Tim Pelaksana Sustainable Development Goals (SDGs) Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Banten, Dr. Endang Supriadi menegaskan, aksi pelestarian terumbu karang harus seimbang dengan pemanfaatan sumber daya agar ekosistem laut tetap bisa memberikan manfaat untuk generasi selanjutnya.

Hal itu ditegaskan Endang usai mengikuti kegiatan transplantasi terumbu karang di Pulau Tunda, Desa Wargasara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Provinsi Banten dalam rangka memperingati Hari Maritim Nasional ke-60 Tahun 2024 yang digelar PT. Telkom Indonesia bersama Lembaga Amil Zakat Harapan Dhuafa (LAZ Harfa) Banten dan Forum Pelestari Terumbu Karang (F-PTK) Banten.

“Atas nama Pemerintah Provinsi Banten, kami sangat mengapresiasi aksi nyata PT. Telkom Indonesia yang menggandeng LAZ Harfa dan F-PTK Banten dalam upaya melestarikan terumbu karang yang telah masif dilakukan sejak tahun 2021, khususnya di Pulau Badul dan Liwungan Kabupaten Pandeglang dan saat ini di Pulau Tunda, Kabupaten Serang. Ini merupakan salah satu upaya dalam rangka menyeimbangkan antara pemanfaatan sumber daya laut dengan aksi pelestariannya,” ungkap Endang yang juga merupakan Ketua Tim Pelaksana Sustainable Development Goals (SDGs) Daerah, Bappeda Banten didampingi anggota tim, Jhon Apriyono, ST.

Ia berharap, aksi kolaborasi yang berkelanjutan ini bisa diteladani aktor-aktor lainnya di Banten. “Bappeda telah menemukan prototipe kolaborasi multi-aktor dalam upaya pelestarian lingkungan juga adaptasi perubahan iklim melalui transplantasi terumbu karang dengan pelibatan pemerintah, dunia usaha/dunia industri, kelompok/komunitas masyarakat, akademisi dan juga media massa,” tandasnya.

Koordinator F-PTK Banten, Nurwarta Wiguna menjelaskan, terumbu karang merupakan ekosistem bawah laut sebagai salah satu unsur penunjang keseimbangan alam yang sangat banyak manfaatnya bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. “Ekosistem terumbu karang sebagai penyokong kehidupan di lautan, memiliki banyak manfaat bagi biota laut, lingkungan maupun manusia. Dibagi 3, yakni manfaat ekologi, ekonomi dan sosial,” terangnya.

Dikutif dari Modul 2 Sekolah Pantai Indonesia (SPI) Ekosistem Terumbu Karang, manfaat ekologinya sebagai penyedia habitat, Tempat mencari makan bagi semua biota laut mulai dari plankton sampai dengan ikan predator tingkat tinggi. Karena terumbu karang merupakan tempat berbagai biota laut untuk berinteraksi dan Tempat berkembang biak, tempat berlindung, tempat pengasuhan anak ikan, pelindung wilayah pantai dan mengurangi pemanasan global, karena memiliki kemampuan untuk mengendapkan kalsium karbonat yang merupakan bagian dari siklus karbon menjadi salah satu bentuk pengurangan pemanasan global yang disebabkan oleh gas-gas seperti CO2 yang dilepaskan ke udara.

Manfaat ekonomi antara lain, sumber protein, sumber mata pencaharian, khususnya nelayan, objek wisata dan sumber bibit untuk budidaya. Sedangkan manfaat sosialnya, terumbu karang memiliki nilai estetika dan juga mempunyai nilai sosial budaya. Dalam hal ini, keindahan terumbu karang yang berwarna-warni dengan ikan dan biota laut lainnya yang tinggal didalamnya menjadikan terumbu karang memiliki nilai estetika yang tinggi, sehingga menjadikannya sebagai tempat untuk berinteraksi bagi masyarakat pesisir yang beragam profesinya baik sebagai nelayan, pemandu wisata maupun sebagai wisatawan. Ini menjadikan terumbu karang sebagai tempat tumbuhnya nilai sosial dan budaya. Sebagai contoh aturan adat yang melarang menangkap ikan di waktu-waktu tertentu di daerah Ambon atau Papua yang biasa disebut dengan sasi laut, sangat dipatuhi oleh warganya. Umumnya masyarakat pesisir melakukan aktivitas penangkapan ikan secara berkelompok, dan proses pengolahan hasil tangkapan juga melibatkan seluruh anggota keluarga. Penangkapan ikan yang dilakukan disekitar terumbu karang menjadikan ekosistem ini sebagai tempat bertemu dan berinteraksinya nelayan dari berbagai daerah baik dari masyarakat lokal maupun pendatang. Hal inimembuka peluang komunikasi antar nelayan.

Sementara itu, Manager Program Development, Riset & Monev LAZ Harfa Banten, Indah Badiā€™ah menuturkan, peringatan Hari Maritim Nasional ke-60 tahun 2024 merupakan rangkaian dari Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PT. Telkom Indonesia melalui kegiatan Transplantasi Terumbu Karang. “Target tahun 2024 di Pulau Badul sebanyak 275 rak jaring laba-laba atau sekiraa 2.750 fragmen karang yang ditransplantasi. Teknisnya dilakukan bertahap, rerata setiap kali aksi ditransplantasi sebanyak 50-100 rak. Dari target 275 tersebut, sebanyak 200 rak sudah ditanam. Sisanya nanti akan dilakukan pada Oktober,” paparnya.

Dalam kesempatan itu, atas nama LAZ Harfa, Indah menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah mendukung lancarnya pelaksanaan Program TJSL PT. Telkom tahun 2024 yang telah dimulai pada Juni lalu, khususnya kepada Kementerian Kelautan & Perikanan RI melalui Loka PSPL Serang, Pemerintah Provinsi Banten, Kabupaten Serang, Kecamatan Tirtayasa, Desa Wargasara, F-PTK Banten, Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Pokdarwis) Jalatunda, media massa dan lainnya. “Semua unsur pentahelix mendukung penuh upaya pelestarian terumbu karang di Banten selama ini, khususnya yang didukung oleh PT. Telkom Indonesia,” pungkasnya.

Hadir dalam acara tersebut perwakilan dari Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir & Laut (PSPL) Serang pada Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Pengelolaan Keluatan dan Pesisir Laut (UPT Ditjen PKRL), Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Wawan Kurniawan, S.Pi (Administrator dan Petugas Pelayanan). “Sepakat dengan yang disampaikan Pak Dr. Endang. Tentunya, butuh peran semua pihak untuk dapat mewujudkan keseimbangan antara pemanfaatan sumberdaya laut dengan aksi pelestariannya,” tuturnya.***

Dr. Endang (Bappeda Banten) : Aksi Pelestarian Harus Seimbang dengan Pemanfaatan

KAB. SERANG.- Ketua Tim Pelaksana Sustainable Development Goals (SDGs) Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Banten, Dr. Endang Supriadi menegaskan, aksi pelestarian terumbu karang harus seimbang dengan pemanfaatan sumber daya agar ekosistem laut tetap bisa memberikan manfaat untuk generasi selanjutnya.

Hal itu ditegaskan Endang usai mengikuti kegiatan transplantasi terumbu karang di Pulau Tunda, Desa Wargasara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Provinsi Banten dalam rangka memperingati Hari Maritim Nasional ke-60 Tahun 2024 yang digelar PT. Telkom Indonesia bersama Lembaga Amil Zakat Harapan Dhuafa (LAZ Harfa) Banten dan Forum Pelestari Terumbu Karang (F-PTK) Banten.

"Atas nama Pemerintah Provinsi Banten, kami sangat mengapresiasi aksi nyata PT. Telkom Indonesia yang menggandeng LAZ Harfa dan F-PTK Banten dalam upaya melestarikan terumbu karang yang telah masif dilakukan sejak tahun 2021, khususnya di Pulau Badul dan Liwungan Kabupaten Pandeglang dan saat ini di Pulau Tunda, Kabupaten Serang. Ini merupakan salah satu upaya dalam rangka menyeimbangkan antara pemanfaatan sumber daya laut dengan aksi pelestariannya," ungkap Endang yang juga merupakan Ketua Tim Pelaksana Sustainable Development Goals (SDGs) Daerah, Bappeda Banten didampingi anggota tim, Jhon Apriyono, ST.

Ia berharap, aksi kolaborasi yang berkelanjutan ini bisa diteladani aktor-aktor lainnya di Banten. "Bappeda telah menemukan prototipe kolaborasi multi-aktor dalam upaya pelestarian lingkungan juga adaptasi perubahan iklim melalui transplantasi terumbu karang dengan pelibatan pemerintah, dunia usaha/dunia industri, kelompok/komunitas masyarakat, akademisi dan juga media massa," tandasnya.

Koordinator F-PTK Banten, Nurwarta Wiguna menjelaskan, terumbu karang merupakan ekosistem bawah laut sebagai salah satu unsur penunjang keseimbangan alam yang sangat banyak manfaatnya bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. "Ekosistem terumbu karang sebagai penyokong kehidupan di lautan, memiliki banyak manfaat bagi biota laut, lingkungan maupun manusia. Dibagi 3, yakni manfaat ekologi, ekonomi dan sosial," terangnya.

Dikutif dari Modul 2 Sekolah Pantai Indonesia (SPI) Ekosistem Terumbu Karang, manfaat ekologinya sebagai penyedia habitat, Tempat mencari makan bagi semua biota laut mulai dari plankton sampai dengan ikan predator tingkat tinggi. Karena terumbu karang merupakan tempat berbagai biota laut untuk berinteraksi dan Tempat berkembang biak, tempat berlindung, tempat pengasuhan anak ikan, pelindung wilayah pantai dan mengurangi pemanasan global, karena memiliki kemampuan untuk mengendapkan kalsium karbonat yang merupakan bagian dari siklus karbon menjadi salah satu bentuk pengurangan pemanasan global yang disebabkan oleh gas-gas seperti CO2 yang dilepaskan ke udara.

Manfaat ekonomi antara lain, sumber protein, sumber mata pencaharian, khususnya nelayan, objek wisata dan sumber bibit untuk budidaya. Sedangkan manfaat sosialnya, terumbu karang memiliki nilai estetika dan juga mempunyai nilai sosial budaya. Dalam hal ini, keindahan terumbu karang yang berwarna-warni dengan ikan dan biota laut lainnya yang tinggal didalamnya menjadikan terumbu karang memiliki nilai estetika yang tinggi, sehingga menjadikannya sebagai tempat untuk berinteraksi bagi masyarakat pesisir yang beragam profesinya baik sebagai nelayan, pemandu wisata maupun sebagai wisatawan. Ini menjadikan terumbu karang sebagai tempat tumbuhnya nilai sosial dan budaya. Sebagai contoh aturan adat yang melarang menangkap ikan di waktu-waktu tertentu di daerah Ambon atau Papua yang biasa disebut dengan sasi laut, sangat dipatuhi oleh warganya. Umumnya masyarakat pesisir melakukan aktivitas penangkapan ikan secara berkelompok, dan proses pengolahan hasil tangkapan juga melibatkan seluruh anggota keluarga. Penangkapan ikan yang dilakukan disekitar terumbu karang menjadikan ekosistem ini sebagai tempat bertemu dan berinteraksinya nelayan dari berbagai daerah baik dari masyarakat lokal maupun pendatang. Hal inimembuka peluang komunikasi antar nelayan.

Sementara itu, Manager Program Development, Riset & Monev LAZ Harfa Banten, Indah Badiā€™ah menuturkan, peringatan Hari Maritim Nasional ke-60 tahun 2024 merupakan rangkaian dari Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PT. Telkom Indonesia melalui kegiatan Transplantasi Terumbu Karang. "Target tahun 2024 di Pulau Badul sebanyak 275 rak jaring laba-laba atau sekiraa 2.750 fragmen karang yang ditransplantasi. Teknisnya dilakukan bertahap, rerata setiap kali aksi ditransplantasi sebanyak 50-100 rak. Dari target 275 tersebut, sebanyak 200 rak sudah ditanam. Sisanya nanti akan dilakukan pada Oktober," paparnya.

Dalam kesempatan itu, atas nama LAZ Harfa, Indah menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah mendukung lancarnya pelaksanaan Program TJSL PT. Telkom tahun 2024 yang telah dimulai pada Juni lalu, khususnya kepada Kementerian Kelautan & Perikanan RI melalui Loka PSPL Serang, Pemerintah Provinsi Banten, Kabupaten Serang, Kecamatan Tirtayasa, Desa Wargasara, F-PTK Banten, Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Pokdarwis) Jalatunda, media massa dan lainnya. "Semua unsur pentahelix mendukung penuh upaya pelestarian terumbu karang di Banten selama ini, khususnya yang didukung oleh PT. Telkom Indonesia," pungkasnya.

Hadir dalam acara tersebut perwakilan dari Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir & Laut (PSPL) Serang pada Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Pengelolaan Keluatan dan Pesisir Laut (UPT Ditjen PKRL), Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Wawan Kurniawan, S.Pi (Administrator dan Petugas Pelayanan). "Sepakat dengan yang disampaikan Pak Dr. Endang. Tentunya, butuh peran semua pihak untuk dapat mewujudkan keseimbangan antara pemanfaatan sumberdaya laut dengan aksi pelestariannya," tuturnya.***